Sopir Einstein

Saya sudah banyak berusaha memahami Teori Relativitas Einstein, namun saya masih belum berhasil. Meskipun demikian saya masih dapat tersenyum ketika membaca sebuah buku tentang kejadian teraneh yang dialami Einstein dan Sopirnya.

Kenapa saya lupa masuk Islam... Nyesel ai...


Diceritakan, Einstein banyak menerima undangan untuk menyampaikan ceramah seputar teorinya yang baru. Undangan ceramah ini ia terima berkali-kali sehinggal ilmuan yang sudah tua ini pun kelelahan. Tenggorokannya hampir mengalami peradangan dan suaranya mulai serak.

Di tengah jalan ketika hendak menghadiri suatu ceramah penting, Einstein merasa kepalanya pusing dan tenggorokannya tersumbat sehingga membuatnya tidak bisa menyampaikan ceramah selama satu jam. Sementara orang–orang telah berkumpul dan bersiap untuk menyambutnya. Einstein semakin merasa pusing lalu mengungkapkan permasalahan ini kepada sopir pribadinya.

Secara mengejutkan, sopirnya berkata, “Aku akan menyelamatkan anda dari kesulitan ini.”

Sopir itu tidak memberikan kesempatan kepada Einstein untuk mengelak. Ia segera berkata kepadanya dengan penuh iba, “Wahai Profesor, saya telah menghadiri ceramah anda seputar relativitas ini lebih dari dua puluh kali, sampai saya telah menghafalnya dan bisa menyampaikannya. Dan di kota ini tidak ada seorang pun yang mengenali anda.”

Einstein pun menyetujui dan berkata, “Saya yang akan menyetir mobil ketika memasuki kota itu agar orang-orang mengira bahwa engkau adalah aku.”

Sopir yang tidak menematkan pendidikan menengah ini berhasil menyampaikan ceramah dengan baik. Sehingga saking gembiranya, Einstein yang sedang duduk di barisan pertama merasakan kelelahannya hilang sama sekali.

Tetapi terjadilah sesuatu yang tidak diharapkan. Pertanyaan-pertanyaan mulai meluncur dengan deras kepada penceramah. Sang sopir pun berusaha untuk menjawab sebagian dari pertanyaan-pertanyaan itu. Degup jangtung Einstein bertambah keras ketika datang pertanyaan yang mustahil bisa dijawab oleh sang sopir. Sehingga aula pun hening, dan sopir itu pun terdiam sambil memandangi kertas-kertas yang ada di depannya, sementara Einstein bertambah gusar.

Tiba-tiba saja sang sopir tertawa lalu berkata dengan penuh keyakinan dan percaya diri, “Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya tidak mampu menyampaikan makna ini kepada Anda sekalian. Saya mengira bahwa diri saya telah menyampaikan makna ini dengan baik. Sehingga saya yakin bahwa sopir pribadi saya akan mampu menjawab pertanyaan ini hanya dengan mendengarkan ceramah saya.”

Di saat itulah bergema decak kagum dari segenap hadirin yang memasuki aula. Dan pandangan tidak percaya dari para hadirin pun ditujukan kea rah Einstein.

Senyum sang sopir itupun semakin mengembang dan dari atas mimbar ia mengisyaratkan kepada Einstein untuk naik ke panggung seraya berkata, “Apakah kalian tidak percaya pada ucapan saya? Kalau begitu, pengalaman adalah sebaik-baiknya bukti. Silahkan sopirku anda menjawab pertanyaan ini.”

Kemudian suara sopir itu bertambah tinggi dan nyaring seraya mengatakan, “Bahkan silahkan anda menjawab pertanyaan-pertanyaan yang lainnya. Akan tetapi saya berharap kepada para hadirin untuk tidak banyak mengajukan pertanyaan karena sekarang ia dalam keadaan sakit.”

Aula itupun dipenuhi suara tepuk tangan yang terus berulang setiap kali Einstein menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Orang-orang pun keluar dalam keadaan takjub dengan kedua orang itu. Einstein dan sopinya.

2 pemikiran pada “Sopir Einstein

Tinggalkan Balasan ke Ismiriza Batalkan balasan