Mengapa Tasawuf Dimusuhi ?

Tasawuf dalam perkembangannya banyak sekali mendapat sorotan miring. Orang yang menekuninya sering disebut zindiq, ahli bid’ah, sesat, dan lainnya. Sebagai contoh saya kemukakan beberapa komentar miring dari beberapa tokoh Islam : 

1.      Prof. Dr. Simuh, Guru Besar IAIN Yogyakarta, mengatakan dalam majalah sabili bahwa tasawuf tidak dapat mengembangkan budaya tauhid. Alasannya di samping mempercayai ke-Esaan Tuhan, kaum sufi juga menyembah dan memitoskan wali, seperti wali songo. Dan mengatakan bahwa dzikir Allah, Allah dan Lailaha illallah condong kepada Animisme. 

2.      Hartono Ahmad Jaiz, memberi komentar bahwa Islam menolak kontemplasi dan perenungan. Bahkan menuduh para da’i yang melakukan perenungan untuk menuntun hati manusia memilik persamaan dengan model da’wahnya Samiri yang mengajak ummat Nabi Musa menyembah sapi. Beliau menekankan bahwa Islam tidak memerlukan perenungan karena telah cukup dengan Al Quran dan Hadits saja. (Dalam Tasawuf terdapat uzlah, tafakkur, dzikir, mimpi yang baik, firasat –penulis) 

3.      Dr. Daud Rasyid, menulis dalam majalah sabili : bahwa orang pro tasawuf akan membela habis-habisan Tasawuf sebagai ajaran yang sangat Islami, berasal dari sumber-sumber Islam, walaupun alasan-alasan itu terkesan mencocok-cocokan dengan tujuan menjustifikasi praktik tasawuf. 

Apakah TASAWUF sejelek itu ?? 

Berikut akan saya paparkan amalan-amalan tasawuf yang dianggap jelek tersebut, mudah-mudahan ini menjadi penyeimbang dan tidak berburuk sangka sebelum dicari kebenarannya, seperti amalan : Dzikir berjamaah, zuhud, uzlah, ilmu laduni, kasyaf, firasat, mimpi baik, ilham, lapar, miskin, dll.

 

 

Lapar

Lapar bukanlah hal yang baru dan tercela, Nabi senantiasa lapar sepanjang masa. Nabi dan para shahabat adalah kaum yang makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang. Berarti Baginda tidak pernah merasakan bagaimanakah rasanya kenyang itu seumur hidup Baginda. 

Imam Ahmad bin Hambal menceritakan, ”Suatu hari Nabi bersama Imran bin Husain ra datang ke rumah Fathimah rha, ketika itu Fathimah tidak mempunyai pakaian selain sebuah baju kurung. Dan ketika Nabi mau masuk, Beliau memberikan sorbannya untuk tutup kepala Fathimah. Kemudian Nabi masukdan bertanya, ”Apakah kabarmu pagi ini, ya Fathimah?” Fathimah menjawab, ”Demi Allah aku sangat lapar. Sungguh rasa lapar ini telah membuatku tersiksa.” Lalu baginda menagis dan bersabda, ”Janganlah engkau bergundah hati, wahai putriku. Demi Allah, aku pun tidak merasakan makanan sejak tiga hari ini. Dan aku ini lebih mulia dari pada engkau pada pandangan Allah. Jikalau Aku meminta makanan pasti Allah SWT memberikannya padaku. Akan tetapi aku lebih memilih akhirat dari pada dunia ini.” (HR. Ahmad dari Ma’qal bin Yassar).  

Bahkan satu hadits dari Aisyah rha, mengatakan : Bid’ah pertama yang dibuat adalah makan kenyang.

Dzikir Bersama-sama 

Dzikir berjamaah disebut dalam bahasa Arab sebagai ‘Halaqah Dzikir’. Halaqah Dzikir dipuji oleh Nabi Muhammad saw sebagai sebuah taman surga, yang mana setiap kaum muslimin justru diperintahkan untuk menggabungkan diri bersama mereka jika menemui halaqah tersebut di mana pun berada.

Hadits Nabi Muhammad saw berbunyi : “Jika kamu melalui sebuah taman surga maka singgahlah kamu di dalam taman surga tersebut”. Para shahabat bertanya, “Apakah taman surga itu ya Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Halaqah Dzikir!” (HR Tarmidzi, Hasan Shahih).

Hadits lain dari Anas bin Malik ra, Rasulullah bersabda :

Artinya : “Tidaklah suatu kaum berkumpul lalu berdzikir mereka itu kepada Allah, dan tidak ada keinginan mereka kecuali mengharap ridho Allah maka akan ada seorang pemanggil dari langit yang berkata, “Dosa-dosamu telah diampuni dan kejahatan-kejahatanmu telah ditukar menjadi kebaikan” (HR. Ahmad, Thabrani, Al Bazzar, Abu Ya’la, dan Baihaqi).

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda,

Artinya : “Apabila ada suatu jemaah yang sibuk berdzikir pada Allah maka para malaikat akan mengerumuni mereka dari semua penjuru, mereka akan dinaungi dengan rahmat Allah, diturunkan sakinah dan Allah menyebut nama mereka satu persatu dalam majlis-Nya” (HR Muslim, Tarmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Naihaqi, dan Ibnu Abi syaibah).

Kalau dikatakan dzikir bersama-sama dengan suara jahar dianggap bid’ah maka sebenarnya hal tersebut telah pula dibuat oleh Rasulullah di masjid Nabawi yang mana suara mereka ketika itu terdengar jauh sampai ke rumah Abdullah bin Abbas ra.

Kasyaf dan Mata hati

Agar pembaca ketahui bahwa sejak zaman dahulu para tokoh wahaby menafikan adanya kasyaf (pandangan mata hati), bahkan menganggapnya sebagai ajaran yang bathil, yang tidak bersumber dari Al Quran dan As Sunnah.

Kenapa hal tersebut bisa terjadi??

Mungkin karena tidak pernah ada satu pun dari kalangan mereka yang mendapat anugerah kasyaf dari Allah SWT. Atau ada yang mendapatkan tapi disembunyikan karena takut dicap sesat oleh teman sesama wahaby.

Berikut akan saya paparkan dalil mengenai adanya kasyaf.

Rasulullah saw bersabda : “Kalaulah tidak karena setan-setan mengelilingi hati anak Adam (manusia), niscaya manusia itu dapat melihat ke alam malakut yang tinggi.” (HR Ahmad dari Abu Hurairah ra).

Rasulullah saw bersabda: “Hati mukmin itu bersih, di dalamnya ada pelita yang bercahaya gemilang. Dan hati orang kafir itu hitam dan terbalik.” (HR. Ahmad dan Thabrani)

Mengenai mata hati, firman Allah dalam surat Al An’am ayat 75 yang artinya: “Dan begitulah kami perlihatkan kepada Ibrahim kerajaan langit dan bumi, dan (kami perlihatkan) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.”

Dalam surat Al Hajj ayat 46 yang artinya: “Maka sesungguhnya bukan mata kepala yang buta, tetapi yang buta adalah mata yang di dalam hati.”

Dalam surat Al Isra’ ayat 72 yang artinya: “Barang siapa yang buta di dunia, niscaya di akhirat buta juga dan lebih sesat jalannya.”

Dalam kitab Riyadush Shalihin terdapat hadits dimana Rasulullah bisa melihat setan yang berkepala kambing di sela-sela kaki jemaah shalat yang tidak rapat.

Rasulullah bisa melihat setan yang makan makanan orang yang tidak menyebut nama Allah lalu setan memuntahkan lagi karena orang tersebut membaca doa : Bismillahi awwalahu wa akhirahu.

Umar ketika menjadi khatib shalat jumat pasukan yang dipimpin oleh Sariah dan memerintahkan kepada mereka untuk naik ke bukit. Padahal Umar berada di Madinah dan Sariah berada di Afrika.

Utsman bin Affan bisa melihat dosa zina mata di mata Anas bin Malik ra

Artinya kasyaf bukan hanya terjadi pada diri Rasulullah namun bisa juga terjadi pada diri pengikutnya.

4 pemikiran pada “Mengapa Tasawuf Dimusuhi ?

  1. assalamu’alaikum …

    Mengomentari tulisan anda …
    Semua orang membaca hadits ataupun kitabulloh bisa saja menafsirkan macam-macam. Apalagi jika pengartiaannya dalam bahasa indonesia memang tidak pas. Betul sekali pengertian itu pada akhirnya akan dibawa ke arti dzahir. Tapi itukan jika tidak ada penjelasan dari kata yang dimaksud. Karena menafsirkan Al-Qur’an itu yang pertama dengan Al-Qur’an, lalu dengan hadits, lalu dengan ijma’ Shohabat. Tolonglah jika hendak menulis disertai paparannya. Jangan asal menulis …

    O ya :
    Berburuk sangka dalam mencari kebenaran juga bisa muncul jika seseorang yang bila diingatkan bahwa yang dia lakukan adalah kebid’ahan maka berarti yang mengingatkan adalah seorang yang kasar lagi wahaby fanatik … atau mutasyadid … atau apapun julukannya

    Ini indikasi kerasnya hati seseorang lho … tidak menilai berdasarkan dalil … atau mencoba memelintir dalil agar sesuai keinginan kita … wallohu a’lam

    wassalam

  2. pentingnya hati bersih agar melihat sesuatu persoalan menjadi terang benderang. Hati yang belum bersih menandakan bahwa seseorang itu masih “duduk” dinafsu. Hati itu seperti kaca, apabila kotoran menempel dikaca tsb dan tidak dibersihkan maka niscaya kaca menjadi kotor dan berkerak. Hati dapat dibersihkan hanya dengan berzikir. semoga Allah menunjuki hati hambanya dalam mencari kebenaran.

Tinggalkan komentar